Sejauh ini,bohong kalau aku bilang
berhasil menghapusnya dari banyak ingatan yang harus aku ingat. Bahkan mungkin
dia juara umumnya. Mungkin sudah tak wajar,tapi aku bisa apa untuk hal ini?
Banyak alasan yang harusnya menguatkanku untuk benar-benar lari. Tapi apa?
Tindakan-tindakan yang harusnya membuatku sadar masih saja ku anggap biasa.
Sekeras apapun usahaku tidak mengingatmu,sekeras itu pula ingatan itu semakin
tajam.
Yang ga habis aku pikir,apa yang
menurut orang lain itu sudah lebih dari kata wajar,tapi aku menganggapnya biasa
saja. Bilang sayang contohnya. Itu wajar menutku,tapi kata banyak orang itu ga
sopan,kurang ajar lebih tepatnya. Iyalah…!! Gadis cantik yang ada di sana sedang
memilikinya saat ini.
Sejak itu,apa yang sudah berhasil
sebagian aku hapus,muncul lagi dengan sendirinya. Luar biasa hebat. Bahkan
sampai hampir setiap hari aku mengenangnya,mengenang apa yang sudah pernah kita
lakukan dulu,2 tahun yang lalu. Aku tau hal itu hal bodoh,tapi aku sadar,rindu
datang dengan sendirinya tanpa harus aku memintanya datang.
“Aku
rindu kamu dan siang ini aku mau kita ketemu.” Mintanya bodoh.
Bertemu?? Kata apa yang harus aku
ucapkan nanti. Apa iya aku harus bilang kalau aku rindu? Itu tidak mungkin dan
aku tau pasti,air mataku lebih dulu meluncur daripada kata pertamaku.
Dari
jutaan wanita bodoh,mungkin aku wanita pertama yang harus bodoh karena
masa lalu. Ya… dia masa laluku. Sosok yang dulu sangat aku kagumi dan sempat
aku miliiki 1 tahun lamanya. Kita teman,sahabat,saudara,keluarga. Luar biasa
indah. Entah sejak kapan dan entah juga apa sebabnya semua berubah begitu
saja,bukan karena wanita lain,masalah besar,ketidak cocokan atau apa yang orang
lain hadapi. Tapi kita berpisah begitu saja. Luar biasanya,kita masih seperti
dulu,bedanya aku sudah tidak punya daya untuk rindu dan memintanya datang
setiap aku mau.
Untuk sekian juta detik yang sudah
menyitaku untuk berfikir keras,aku memilih untuk tidak menemuinya sekarang.
Mungkin lain waktu ketika aku sudah siap. Waktu itu 2 hari menjelang hari
ulangtahunku. Bisa ku bayangkan kalau dia adalah orang pertama yang
mengucapkannya. Tapi setelah keputusanku untuk tidak menemuinya membuatnya
ambil langkah. Ia lebih memilih untuk tidak lagi menggangguku,katanya. Padahal,jika
boleh jujur aku jauh lebih suka di ganggunya walupun Cuma beberapa menit dari
ratusan menit yang ada.
Dan apa yang menggangguku 2 hari ini
terakhir ini tak terjadi. Dia bukan orang pertama,kedua,ketiga bahkan yang
terakhir. Ulangtaun hampa ku. Entah…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar