Label

Pages

Sabtu, 23 Februari 2013

Past


            Sejauh ini,bohong kalau aku bilang berhasil menghapusnya dari banyak ingatan yang harus aku ingat. Bahkan mungkin dia juara umumnya. Mungkin sudah tak wajar,tapi aku bisa apa untuk hal ini? Banyak alasan yang harusnya menguatkanku untuk benar-benar lari. Tapi apa? Tindakan-tindakan yang harusnya membuatku sadar masih saja ku anggap biasa. Sekeras apapun usahaku tidak mengingatmu,sekeras itu pula ingatan itu semakin tajam.
            Yang ga habis aku pikir,apa yang menurut orang lain itu sudah lebih dari kata wajar,tapi aku menganggapnya biasa saja. Bilang sayang contohnya. Itu wajar menutku,tapi kata banyak orang itu ga sopan,kurang ajar lebih tepatnya. Iyalah…!! Gadis cantik yang ada di sana sedang memilikinya saat ini.
            Sejak itu,apa yang sudah berhasil sebagian aku hapus,muncul lagi dengan sendirinya. Luar biasa hebat. Bahkan sampai hampir setiap hari aku mengenangnya,mengenang apa yang sudah pernah kita lakukan dulu,2 tahun yang lalu. Aku tau hal itu hal bodoh,tapi aku sadar,rindu datang dengan sendirinya tanpa harus aku memintanya datang.
            “Aku rindu kamu dan siang ini aku mau kita ketemu.” Mintanya bodoh.
            Bertemu?? Kata apa yang harus aku ucapkan nanti. Apa iya aku harus bilang kalau aku rindu? Itu tidak mungkin dan aku tau pasti,air mataku lebih dulu meluncur daripada kata pertamaku.
            Dari  jutaan wanita bodoh,mungkin aku wanita pertama yang harus bodoh karena masa lalu. Ya… dia masa laluku. Sosok yang dulu sangat aku kagumi dan sempat aku miliiki 1 tahun lamanya. Kita teman,sahabat,saudara,keluarga. Luar biasa indah. Entah sejak kapan dan entah juga apa sebabnya semua berubah begitu saja,bukan karena wanita lain,masalah besar,ketidak cocokan atau apa yang orang lain hadapi. Tapi kita berpisah begitu saja. Luar biasanya,kita masih seperti dulu,bedanya aku sudah tidak punya daya untuk rindu dan memintanya datang setiap aku mau.
            Untuk sekian juta detik yang sudah menyitaku untuk berfikir keras,aku memilih untuk tidak menemuinya sekarang. Mungkin lain waktu ketika aku sudah siap. Waktu itu 2 hari menjelang hari ulangtahunku. Bisa ku bayangkan kalau dia adalah orang pertama yang mengucapkannya. Tapi setelah keputusanku untuk tidak menemuinya membuatnya ambil langkah. Ia lebih memilih untuk tidak lagi menggangguku,katanya. Padahal,jika boleh jujur aku jauh lebih suka di ganggunya walupun Cuma beberapa menit dari ratusan menit yang ada.
            Dan apa yang menggangguku 2 hari ini terakhir ini tak terjadi. Dia bukan orang pertama,kedua,ketiga bahkan yang terakhir. Ulangtaun hampa ku. Entah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar