Angsana…. Mengapa kata itu lagi
yang selalu muncul di pikiranku? Bukan… bukan hanya di pikiranku,tapi juga di
satiap hari-hari. Dengan atau tanpa melihatnya,tetap satu kata itu. Yaaa….
Angsana namanya J. Mahakarya
terindah Tuhan. Begitu sempurna,hampir tak ada celanya.
Pagi ini
Angsana muncul di hadapanku. Seperti biasa. Tetap sama. Berdiri bijaksana tanpa
menghiraukan hiruk pikiuk keadaan sekitarnya. Dia Angsana terindah. Masih yang
terindah. Entah sampai kapan pesonannya tetap seperti itu. Bukan hanya aku. Meraka
juga. Bukan tanpa alasan,melainkan karena alasan terkuat ku dan mereka. Alasan yang
begitu kuat hingga hampir tak ada alasan lagi untuk melangkah dari tempat
semula ku berdiri. Sejak saat itu…
yaaaaa sejak tahun lalu. Tahun lalu dan tahun lalunya lagi.
Jangan tanya
kenapa. Karena aku yakin aku juga tak pernah tau jawabnya. Selain itu,aku juga
tak pernah punya daya lebih untuk memikirkannya. Semua berjalan begitu saja. Jangankan
hanya sebuah pertanyaan “mengapa”. Untuk memikirkannya saja aku tak punya daya.
“Untuk
apa? Untuk apa kau menghabiskan seluruh kekuatan dan energimu untuknya? Untuk sesosok
yang tak tentu akhir ceritanya. Sadarlah. Ini buka bagian dari novel atau
cerita indah di film yang bisa direkayasa begitu saja.” Nuraniku nalar
Sekeras
apapun naluriku nalar,sekeras itu pula alasan yang bergelayut dalam hati. Lagi-lagi
alasan terbesar itu. Jangankan untuk menyapa,melihat saja sudah labih dari
cukup. J
“Mengapa?
Mengapa kau lakukan ini untuk sosok yang belum tentu jadi apa yang kau
inginkan. Belum tentu dia merupakan bagian dari cerita indah mu. Belum tentu ia
menjadi mimpi terindah mu.”
Dan itulah
kenyataan yang sudah ku persiapkan jauh-jauh hari. Bahwa aku memilihnya dengan
akal sehatku. Dengan sadarku. Dengan tau dirirku dan dengan segala sesuatu yang
akan terjadi setelahnya. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar